Nelayan di pesisir pantai Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman terpaksa tidak melaut karena cuaca buruk yang melanda kawasan tersebut.

Informasi yang dihimpun Sumbarkita.id, sudah lima hari hujan dan badai terjadi di kawasan pesisir itu. Selama itu pula nelayan tidak bisa mencari ikan di laut.

Salah seorang nelayan di Desa Nareh, Pariaman, Hasan (40) mengatakan, selama hujan dan badai dia beserta nelayan lainnya di kawasan itu tidak bekerja.

“Sudah tiba pula musimnya. Kami terpaksa tidak melaut lantaran hari hujan terus dan badai pula,” ujarnya kepada Sumbarkita.id, Rabu (16/11/2022).

Oleh karena itu, pemasukan untuk keluarganya terhambat pula karena tidak ada ikan yang akan dijual.

“Ya, tidak ada ikan. Sedangkan mata pencarian kami satu-satunya ya nelayan. Otomatislah tidak ada pemasukan kalau tidak melaut,” ujar bapak tiga orang anak itu.

Menurutnya, jika dipaksakan juga ke laut mencari ikan, maka akan berdampak buruk untuk keselamatan.

“Sekarang musim badai juga di laut. Ombak besar, tak kuat kapal menahannya. Kalau dipaksakan juga (ke laut) ikan dapat, tapi nyawa taruhannya,” kata Hasan.

Nelayan di Korong Pasia, Nagari Kuranji Hilia, Kecamatan Sungai Limau Yulius juga mengatakan hal yang senada.

“Terpaksa tidak melaut. Hari libur seperti ini digunakan saja untuk memperbaiki jala atau melakukan pekerjaan lainnya,” tuturnya.

Beruntungnya bagi Yulius, meskipun tidak bisa mencari ikan ke laut karena hujan badai, dia masih dapat melakukan pekerjaan lainnya untuk menambah pemasukan keluarga.

“Jika tidak ke laut saya bekerja serabutan di rumah saja seperti membuka buah pinang dan menjual buah kelapa,” kata Yulius.

Dia berharap hujan dan badai segera berhenti sehingga para nelayan bisa kembali melaut.

Yulius dan warga di nagari tersebut menaruh harapan besar pada hasil tangkapan karena nelayan adalah pekerjaan yang utama bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. sumber : sumbarkita.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *